2019-12-26

Rahasia Hidup Sehat Ala Rasulullah

10:55 AM

Rasulullah memiliki pola hidup sehat yang luar biasa sehingga dalam catatan sejarah, seumur hidupnya, Rasulullah hanya pernah sakit dua kali. Pertama, ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.

Karena pola hidup sehat Rasulullullah yang luar biasa, banyak orang menirunya, seperti aktor laga dunia berkebangsaan Belgia, Jean-Claude Van Damme.

Van Damme seorang aktor yang terkenal karena aksi bela dirinya di setiap film laga. Di usia yang 55 tahun, tubuhnya masih sangat prima. Ini tampak dari setiap gerakan bela diri yang ia bintangi dalam film laganya di saat usianya yang tak muda lagi.

Untuk mencapai kebugaran tubuh, Van Damme ternyata punya cara yang tak terduga. Dalam sebuah isi wawancara, ia mengaku mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad saw. dalam hal pola makan.
“Bacalah. Temuan-temuan dari muslim, banyak hal baik (di situ). Nabi Muhammad sangat cerdas,” ungkap Van Damme mengawali penjelasannya.

Menurut Van Damme, Nabi Muhammad saw. adalah sosok yang cerdas karena mengetahui apa yang baik dan tidak baik bagi tubuh di masa depan.

Seperti yang telah diketahui, Rasulullah telah mencontohkan gaya hidup yang menghindari makanan atau minuman yang memiliki dampak tidak baik bagi kesehatan tubuh. Salah satu yang dicontohkan ialah alkohol.

“Beliau (Nabi Muhammad) mengetahui apa yang baik untuk masa depan, mengenai tubuh,” tambah Van Damme.

Tak sekadar mengikuti gaya hidup ala Rasullullah, Van Damme pun mengajak agar orang-orang untuk membuktikan sendiri manfaat baik dari meniru gaya hidup Rasulullah juga.

Bagi Van Damme, semua yang dibutuhkan untuk menjaga kebugaran tubuh telah ada dalam ajaran mengenai pola makan sehat yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

“Percayalah pada saya, kamu mendapatkan semua yang kamu butuhkan di situ,” pesan Van Damme.
Lantas, bagaimana pola makan Rasululullah?

Dikutip dari eramuslim.com, pola makan Rasulullah adalah sebagai berikut:
1. Di pagi hari, Rasulullah menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.

2. Di pagi hari pula Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Alquran, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakirah menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir, dan peradangan.

“Sesungguhnya Rasulullah saw. minum air zamzam sambil berdiri. “(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya,dari Sya’bi, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)

“Sesungguhnya Rasulullah saw menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum. Beliau bersabda, “Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.” (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad,keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa’id, dari Abi `Ashim, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

“Minuman yang paling disukai Rasulullah saw. adalah minuman manis yang dingin.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

3. Masuk waktu duha (pagi menjelang siang), Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma ajwa’ (matang). Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, akan terlindungi dari racun”.

Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di Perang Khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kemudian dinetralisasi oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya wafat, tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selamat dari racun tersebut.

4. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, di antaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.

“Keluarga Nabi saw. tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah saw. wafat.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Sya’ir, khintah, dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “gandum”, sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadangkala ia dijadikan makanan ternak, tetapi dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia.

Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.”Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah bin `Amr –Abu Ma’mar-,dari `Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas r.a.)

“Sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Saus yang paling enak adalah cuka.”
Abdullah bin `Abdurrahman berkata, “Saus yang paling enak adalah cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah saw bersabda, “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)

5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir keduanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.

6. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan salat.

7. Di samping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah, tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Di antaranya, tsarid, yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).

“Nabi saw. memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun, tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis) “Sesungguhnya Nabi saw. memakan semangka dengan kurma (yang baru masak)”(Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

8. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.

9. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.

Fakta-fakta di atas menunjukkan pola makan Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi dasar penerapan Food Combining (FC).

Selain itu, ada beberapa makanan yang dianjurkan untuk tidak dikombinasikan untuk dimakan secara bersama-sama. Makanan-makanan tersebut antara lain sebagai berikut:
Jangan minum susu bersamaan dengan makan daging.
Jangan makan ayam bersamaan dengan minum susu.
Jangan makan ikan bersamaan dengan telur.
Jangan makan ikan bersamaan dengan daun salad.
Jangan minum susu bersamaan dengan cuka.
Jangan makan buah bersamaan dengan minum susu
Demikianlah pola makan Rasulullah. Semoga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.[]

2016-06-07

Nafsu dalam Bahasa Aceh

12:08 PM
Ilustrasi Bahasa Aceh
Setiap bahasa memiliki kosakata sendiri untuk mengungkapkan keinginan, harapan, permintaan, atau ajakan. Dalam tata bahasa Indonesia, kosakata itu dikenal dengan sebutan modalitas. Kata-kata seperti ingin, mau, tolong, ayo, mari, silakan merupakan contoh modalitas (intensional).
Dalam bahasa Aceh pun seperti itu. Bila Anda sering menggunakan meu, keumeung, neuk, tulông, jak itulah contohnya. Kata-kata tersebut cukup sering digunakan dalam cengkerama sehari-hari dan seolah menjadi kosakata wajib dalam pertuturan.
Namun demikian, dalam bahasa Aceh di daerah tertentu juga terdapat modalitas yang mengungkapkan keinginan terhadap/untuk melakukan sesuatu. Dikatakan di daerah tertentu karena memang daerah lain yang juga menggunakan bahasa Aceh sama sekali tidak menggunakan kata ini, bahkan boleh dikatakan hampir tidak ditemukan.
Kata yang saya maksud adalah naksu. Mengenai pemakaiannya dapat dicermati kalimat seperti pada judul di atas. Naksu digunakan oleh sebagian masyarakat Aceh Barat Daya, seperti Blang Pidie dan Susoh. Begitu pula wilayah Aceh Selatan. Meski demikian, bukan berarti masyarakat di wilayah tersebut tidak mengenal kata meu, keumeung, neuk. Ketiga kata ini juga acapkali dipakai oleh masyarakat Aceh, hanya saja intensitas pemakaiannya tidaklah sesering naksu.
Dilihat dari segi arti, naksu memiliki kesamaan makna dengan meu, neuk, keumeung yang sama-sama mengungkapkan keinginan. Bedanya adalah naksu ditilik secara kebahasaan diklasifikasikan sebagai kata yang memiliki makna sendiri (makna leksikal). Artinya, kata ini dapat digunakan tanpa menuntut harus ada kata yang lain. Berbeda dengan meu, neuk, dan keumeung. Kata-kata itu tidak punya makna tanpa kehadiran kata lain.
Tampaknya, naksu punya relasi erat dengan nafsu beserta dengan karakaternya. Bukankah yang memandu segala keinginan kita adalah nafsu. Atas dasar inilah mungkin naksu dipilih oleh masyarakat penutur bahasa Aceh di wilayah yang sebutkan di atas.[]

2016-06-02

Tiruan Bunyi dalam Bahasa Aceh

2:13 PM

“Baro bak lôn jak meu’èn ngön honda, na kejadian ureung meupök moto ngön keubeu. Cukôp ngeri. Watèe nyan dilèwat saboh keubeu raya. Prak pruk prak pruk su jijak keubeu nyan bak jalan. Seulô that jijak. Lewat teuk moto saboh. Teuga that jibalap moto nyan. Meucr’eu-cr’eu jiplueng. Geudeub’am jipök keubeu, gr’u gr’u gr’u meubalék moto, sy’iiiiiiii meuputa-puta moto, t’am jipök bak kayèe. Meucr’a-cr’a dipö darah keubeu. Ureung lam moto teubape u lua, ret ateuh jalan, pruk patah gaki. ‘Oh takalon darah meuhambô bak jalan.

Penggalan narasi berbahasa Aceh di atas membahas ihwal ditabraknya kerbau oleh sebuah mobil. Pada narasi itu, perhatikan bentuk yang bercetak tebal. Bentuk-bentuk itu tak punya arti. Jadi, Anda tak perlu repot-repot mencari arti kata-kata tersebut dalam kamus bahasa Aceh.

Secara kebahasaan, kata-kata yang bercetak tebal itu sederhananya disebut tiruan bunyi (onomatope). Tiruan bunyi berarti bunyi-bunyi dalam bentuk bahasa dan kopian hasil pendengaran manusia.

Dalam bahasa Aceh, tiruan bunyi sangatlah produktif. Artinya, kata-kata dalam bentuk tiruan dalam bahasa Aceh jumlahnya tidak terbatas. Dikatakan demikian karena

2016-05-31

Ini Istilah Selfie dalam Bahasa Indonesia

2:51 PM
Selfie telah menjadi tren tersendiri bagi para pengguna smartphone. Tak peduli muda ataupun tua, semua ber-selfie ria. Tidak hanya masyarakat biasa yang suka melakukannya, bahkan pesohor seperti artis dan pejabat pun juga gemar memotret diri sendiri.
Istilah selfie digunakan untuk menyebut aktivitas memotret diri sendiri dengan menggunakan kamera.  Istilah ini dalam bahasa Inggris termasuk bahasa slang (bahasa gaul), yaitu ragam bahasa tidak resmi dan belum baku yang sifatnya musiman. Biasanya digunakan oleh kelompok sosial tertentu untuk

2016-05-30

Bisakah Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga Menghilangkan Tenggorokan Kering?

2:10 PM
"Larutan penyegar cap kaki tiga menghilangkan sariawan, tenggorokan kering, dan bibir pecah-pecah."
Jika diamati sepintas, kalimat di atas tampaknya bukanlah merupakan kalimat yang salah. Namun, jika kita ingin teliti, kalimat tersebut sesungguhnya tidak bernalar. Kalimat (1) merupakan kalimat majemuk setara. kalimat majemuk setara dapat dibagi-bagi menjadi beberapa kalimat tunggal. Jika kalimat tersebut dibagi menjadi beberapa kalimat tunggal, hasil pembagiannya adalah sebagai berikut.

2016-05-25

Hai Babi, Lagi Ngapain?

Pernahkah Anda mengalami kesalahan pengetikan ketika ber-chatting riya, mengirim sesuatu di sosial media, atau bahkan mengerjakan tugas kuliah dan pekerjaan di komputer? Kesalahan seperti itu dikenal dengan istilah typo.

Typo boleh dikatakan sebagai 'penyakit' yang mendarah daging sehingga jarang sekali kita bisa lepas darinya.

Seringkali setelah kita mem-posting kata-kata indah di Facebook, yang proses merangkainya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan memakan waktu yang lama, komentar pertama yang masuk adalah dari seseorang yang mengoreksi kesalahan pengetikan kita. Mengapa hal tersebut terjadi? Apakah kita terlalu ceroboh dan kurang teliti?

2016-05-12

Tiga Jenis Berkas Fotokopi yang Harus Selalu Ada pada Anda

8:00 AM
Pernahkah Anda ketika mengurus apa pun dan di mana pun selalu diminta berkas yang sama? Lantas berkas jenis apa itu?

Berdasarkan pengalaman saya mengurus surat pindah, membayar pajak, membuat KTP, mengajukan kredit berkas yang selalu diminta adalah fotokopi KTP, fotokopi kartu keluarga, dan pasfoto.

Tiga hal itu menurut saya wajib ada fotokopiannya, bukan cuma selembar, minimal telah terfotokopi sebanyak 10 lembar. Begitu pula, menurut saya, pasfoto dengan berbagai ukuran, seperti 2 x 3, 3 x 4, dan 4 x 6 juga harus tersedia karena benda ini sewaktu-waktu juga diminta ketika mengurus sesuatu. Bila memungkinkan perbanyak masing-masing sepuluh lembar agar kita tak repot-repot lagi harus berfoto.

Menurut saya, kita harus punya map khusus untuk menyimpan ketiga berkas fotokopian itu di rumah dan bila memungkinkan dibawa ketika mengurus sesuatu. Ini adalah pengalaman saya.

2016-05-06

Kisah Pedih bersama PLN

9:00 AM
Saya pernah dua bulan menunda pembayaran listrik. Alasannya bukan karena  punya dendam kesumat dengan Perusahaan Listrik Negara itu karena terlalu sering mematikan lampu.

Urungnya saya membayar listrik hingga menunggak dua bulan semata-mata karena selama dua bulan itu listrik yang harus saya bayar tiap bulannya adalah 80 ribu. Jadi, dengan alasan “tanggung” alias alang (kata orang Aceh), saya pikir sekalian saja saya bayar di bulan ketiga plus denda keterlambatan.

2016-05-05

Bahasa Lisan dan Tulisan, Manakah Lebih Dulu Ada?

8:00 AM
Untuk berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa. Penyampaiannya dapat secara lisan ataupun tulisan. Komunikasi lisan berlangsung dengan cara tatap muka atau menggunakan media, seperti gawai. Secara lisan pula, pihak yang terlibat dalam pembicaraan dapat mendengar langsung substansi percakapan. Maka, kecil kemungkinan terjadi salah paham. Kalaupun terjadi, koreksi dapat segera dilakukan.

Lain halnya dengan tulisan. Komunikasi jenis ini lazim terjadi tanpa tatap muka. Perantinya berupa kertas. Melalui kertas, si penyampai pesan mengutarakan segala pikirannya. Pada bentuk komunikasi ini rentan terjadi kesalahpahaman akibat ketidaktepatan kata atau kalimat yang digunakan. Koreksi pun tak dapat dilakukan segera. Ini pula yang menjadi kekurangan komunikasi tulisan. Namun, sebagai bukti autentik, tulisan jauh lebih kuat daripada lisan.

2016-05-04

Benarkah Penyebutan Obat Nyamuk?

Obat nyamuk lumrah digunakan dalam bahasa kita. Selain bentuk tersebut, yang juga tak kalah jumlah pemakaiannya adalah obat tikus, obat tuma, dan obat kecoa. Saking seringnya dipakai, bentuk itu seolah menjadi kosakata bahasa Indonesia yang benar.

Secara kebahasaan, sebenarnya obat nyamuk, obat tikus, obat tuma, dan obat kecoa tidak bernalar. Dikatakan demikian karena kata obat itu sendiri bermakna ‘bahan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit (periksa Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Sehubungan dengan itu, jika bentuk kebahasaan di atas dicermati dari dimensi logika bahasanya, kita tentu saja tersenyum. Bagaimana mungkin nyamuk dapat diobati dengan ‘obat nyamuk’ dan cacing dapat diobati dengan ‘obat cacing’ karena makna mengobati adalah ‘menyembuhkan dengan obat’ atau ‘memberi obat’.

2016-05-03

Benarkah Penulisan SE-INDONESIA?

Sering bentuk se-Indonesia ditulis dengan huruf kapital. Ketika ditulis dengan huruf kapital, ada dua model penulisan, yaitu SE-INDONESIA (menggunakan tanda pisah) dan SEINDONESIA (tanpa menggunakan tanda pisah). Lantas, jika berpedoman pada EyD, manakah penulisan yang benar?

Jika berpedoman pada kaidah ejaan, nama negara bila diikuti oleh imbuhan se- haruslah ditulis menggunakan tanda pisah, se-Indonesia. munculnya tanda pisah tersebut karena untuk memisahkan huruf kapital dengan huruf kecil, dalam konteks contoh tersebut memisahkan huruf e dan i yang sejatinya memang harus ditulis kapital karena nama bangsa. Dengan kata lain,

2016-02-01

Bermacam Perilaku Ketika Berponsel

11:27 AM
Suatu ketika, di sebuah kampus, tampak seorang mahasiswa mondar-mandir. Ia berbicara dengan seseorang melalui ponsel. Sesekali ia berdiri di depan pintu ruang kuliah sambil mencongkel bagian pintu yang terkelupas. Tak lama berdiri di depan pintu, ia kemudian menuju ke kursi yang kebetulan tak jauh dari tempat dia berdiri itu. Bukannya langsung duduk, ia meletakkan kaki kanannya di atas meja sambil mengorek-ngorek kuku telunjuk kirinya dengan ibu jari kirinya. Tangan kanan tentu saja masih memegang ponsel. Si mahasiswa tampak makin serius berbicara.
Tak lama setelah itu, kaki kanan ia turunkan, sementara telunjuk kiri dimasukkannya ke dalam lubang hidung. Ia tampak masih tetap berbicara. Telunjuk kiri yang tadinya asyik mengorek-ngorek isi dalam hidung, lalu dikeluarkannya dan tentu saja ingus keras ikut bertengger di ujung telunjuk jari. Gumpalan ingus itu ia pantulkan ke dinding di depannya, lalu ditekan dengan ibu jari kiri.
Saya tak tahu apakah ini dilakukannya secara sadar atau tidak. Yang pasti semua terjadi begitu saja. Si mahasiswa juga sepertinya tidak sadar kalau saya sedang mengamati gerak-geriknya berponsel ria.
Dari kisah itu saya cukup tertarik melihat gerak-gerik si mahasiswa ketika berbicara melalui ponsel. Mengapa dia tidak duduk saja dengan tenang di kursi, lalu berbicara sambil menggerak-gerakkan tangan sesekali bila perlu? Mengapa harus jalan mondar-mondir, berdiri di pintu sambil mencongkel bagian pintu yang terkelupas, dan seterusnya.
Di lain waktu saya juga melihat seorang pria yang sedang berbicara serius dengan temannya tiba-tiba ditelepon oleh seseorang. Bukannya duduk saja, dia malah bangun, lalu menuju ke ruang WC dan berbicara di situ. Saya sempat berpikir, topik yang dibicarakannya rahasia. Namun sepertinya bukan. Apa yang dibicarakannya terdengar oleh saya. Kalaupun memang rahasia, mengapa harus ke WC, bukannya ke luar ruangan atau mencari tempat lain yang lebih nyaman ketimbang WC.
Mengapa seseorang melakukan sesuatu yang berbeda ketika ia ditelepon? Bagi saya ini perilaku unik karena bermacam gerak-gerik yang diperlihatkan orang ketika menerima panggilan telepon dari seseorang atau sekadar mengisi waktu kosong ketika ia bersama dengan orang lain. Mari kita kupas satu per satu.
Pertama, ada orang yang hanya memegang-megang ponsel, membolak-balikkan. Tak hanya itu, ia juga membaca isi SMS satu per satu walaupun isinya sudah pernah ia baca sebelumnya. Sesekali ia juga menggulir-gulir slide beranda, dari satu slide ke slide berikutnya seperti tanpa tujuan. Bosan dengan itu, ia lantas memegang ponsel dengan ibu jari dan jari tengah kanan, lalu ia putar-putar dengan bantuan dorongan tangan kiri.
Semua itu sering dilakukan ketika seseorang sedang bercengkerama bersama dengan teman-temannya, dan dalam posisi sebagai pendengar.
Kedua, sebagian pengguna ponsel becermin pada layar ponselnya. Sesekali tampak mukanya dikerutkan sambil mengurut-urut kumis tebalnya (kalau ia berkumis). Ia lantas masuk ke beranda dan menekan back, masuk ke beranda, lalu back lagi, masuk dan back lagi. Begitulah seterusnya. Tampaknya tak ada tujuan apa-apa dari perilaku ini selain mengisi kekosongan untuk mengatasi kebosanan ketika menunggu seseorang.
Ketiga, yang ini lain lagi. Ia berbicara dengan seseorang sambil mondar-mandir yang sesekali ia selingi dengan duduk. Sambil duduk, ia menguliti sesuatu yang ada di sekitar tempat duduknya. Jika duduk di kursi berbusa, bagian-bagian terkelupas dari kursi yang menjadi sasaran empuk tangan jahilnya. Begitu pula bila yang ia duduki adalah kursi kayu.
Keempat, WC menjadi tempat utama bila ia menerima telepon dari seseorang. Barangkali suatu rahasia yang hendak dibicarakan. Namun, herannya mengapa harus memilih tempat membuang hajat itu untuk membicarakan rahasia. Bukankah ada banyak tempat lain seperti kamar tidur atau kamar-kamar lain yang lebih steril daripada WC.
Mencari tempat-tempat tertentu untuk membicarakan sesuatu yang rahasia tentu masih wajar. Faktanya, meski isi pembicaraan bukan rahasia, penerima telepon tetap memilih WC untuk berbicara. Padahal bisa saja ia berbicara di ruang tamu misalnya ada di teras.
Itulah beberapa gaya orang dalam ber-HP. Pernah lihat gaya lainnya?[]

2016-01-30

Hanya 17 Hari Mampu Berbahasa Asing, Caranya?

Banyak orang mengatakan, belajar bahasa asing ketika dewasa sangat susah dan tidak mungkin mencapai tingkat kefasihan seperti penutur asli. Para ahli juga menyebutkan bahwa anak-anak lebih cepat belajar bahasa daripada orang dewasa. Alasannya macam-macam. Katanya, orang dewasa banyak hal yang ia pikirkan sehingga susah berpampanan ketika belajar bahasa asing.
Hal itu berbeda dengan anak-anak yang tidak punya beban apa-apa ketika belajar (bahasa asing). Alasan lainnya, bahasa pertama yang telah dikuasai oleh orang dewasa telah menurani dalam dirinya. Akibatnya, bahasa pertamanya itu mempengaruhi bahasa asing yang ia pelajari. Maksudnya, banyak kosakata atau struktur bahasa pertamanya itu digunakan dalam bahasa asing yang ia pelajari. Padahal, struktur bahasa asing dan bahasa pertamanya jelas-jelas berbeda.
Yang juga menjadi kendala lain adalah perihal waktu. Orang dewasa lebih sedikit waktu yang ia miliki daripada anak-anak.
Pendapat itu ada benarnya juga. Namun, itu tidak sepatutnya menjadi halangan bagi seseorang yang ingin belajar bahasa asing.
Seorang CEO Spotlight David Bailey, sebagaimana dikutip oleh media time.com, membuktikan bahwa umur bukanlah kendala dalam belajar bahasa asing. Ia yang berlatar bahasa Inggris, mampu berbahasa Prancis dengan fasih hanya dalam waktu 17 hari. Ini diutarakan olehnya dalam Quora.
Kata CEO yang juga menguasai bahasa Spanyol itu, ia belajar bahasa Prancis dengan menggunakan beberapa teknik berikut.
Menulis dengan Tangan
CEO ini yakin bahwa menulis dengan tangan merupakan cara jitu untuk menghafal kosakata bahasa itu. Yang ia tulis adalah kata kerja beraturan (regular verb) dan tak beraturan (irreguler verb) dalam bahasa Prancis. Dengan waktu 1,5 hingga 2 jam setiap hari, ia berhasil menuliskan semua kata kerja bahasa Prancis itu dalam dua minggu.
Mendengarkan MP3 tentang Belajar Bahasa
David juga mendengarkan tutorial bahasa Prancis untuk penutur bahasa Inggris oleh Michel Thomas. Tutorial berbentuk CD ini membantu ia mengetahui kesalahan berbahasa Prancis yang dilakukan oleh siswa. Selain itu, melalui tutorial itu, ia belajar materi-materi dasar bahasa Prancis serta mengikuti kursus bahasa Prancis sebanyak dua kali. Hal itu ia lakukan selama dua minggu.
Mendengarkan Musik Berbahasa Prancis
Teknik berikutnya yang dilakukan oleh David adalah mendengarkan musik. Ia yakin bahwa musik adalah cara yang bagus untuk belajar intonasi bahasa dan melatih otot-otot wajah ketika musik itu dinyanyikan.
Membaca Buku Cerita Anak-Anak
Membaca buku anak-anak berbahasa Prancis juga merupakan teknik lain yang ditempuh David untuk belajar bahasa peringkat kedua terbanyak dipakai di dunia itu. Alasannya, pertama, bahasa yang digunakan sederhana dan kedua, mengetahui isi cerita dapat membantu pembelajar menebak arti kata-kata baru dan menghindari menggunakan kamus.
Menulis Esai tentang Diri Sendiri dalam Bahasa Prancis
David menghabiskan waktu setidaknya satu jam untuk menulis esai sederhana tentang dirinya sendiri. Ia meminta temannya yang memang pintar bahasa Prancis dan penutur asli bahasa Prancis untuk memeriksa tata bahasanya. Cara ini cukup jitu mengasah kemampuan seorang pembelajar menggunakan kosakata bahasa Prancis.
Berkomunikasi Langsung dengan Penutur Asli
David sadar bahwa kefasihan berbahasa Prancis dapat ia tingkatkan dengan mempraktikkan langsung. Atas dasar itu, ia kemudian berkomunikasi langsung dengan penutur asli menggunakan bahasa Prancis.
Mempelajari Filler Word
Tips lain yang baik adalah mempelajari filler word, yaitu (kata pengganti jeda yang letaknya di tengah-tengah saat pembicara tampil di depan forum, seperti engg, eemm, uum). Kata ini memungkinkan pembelajar untuk berpikir sejenak kosakata yang akan ia gunakan selanjutnya. Penguasaan filler word ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang ketika berkomunikasi dengan orang lain dalam bahasa Prancis.
Hasilnya David mengatakan, “After 17 days I left the small town and went to Paris. I met a girl in a coffee shop and we started talking. After a few minutes, she asked how long I had lived in France. When I told her I had been learning French for 17 days, she swore that I had lived in France for at least a year (Setelah 17 hari saya meninggalkan kota kecil itu dan pergi ke Paris. Di sana saya bertemu dengan seorang gadis di sebuah kedai kopi dan kami mulai berbicara. Setelah beberapa menit, dia bertanya berapa lama saya tinggal di Prancis. Ketika saya katakan bahwa saya belajar bahasa Prancis selama 17 hari, ia bersumpah bahwa saya telah tinggal di Prancis selama setidaknya satu tahun).
Nah, meski CEO Spotlight itu belajar bahasa Prancis dengan teknik-teknik yang dikemukakannya itu, tak ada salahnya diterapkan ketika belajar bahasa asing lainnya. Saya yakin hasilnya juga sama asalkan kita optimis.
Teknik-teknik yang dikemukakan oleh David Bailey itu mengingatkan saya pada teori Bialystok. Ini adalah teori tentang belajar bahasa kedua. Katanya, untuk belajar suatu bahasa seseorang harus memiliki pengetahuan (knowledge) dalam bentuk implicit linguistic knowledge, explicit linguistic knowlege, dan othe knowledge.
Implicit linguistic knowledge adalah pengetahuan kebahasaan yang diperoleh melalui pengalaman berkomunikasi menggunakan bahasa yang sedang ia pelajari, mendengarkan TV dan membaca novel). Pengetahuan ini diperoleh secara nonformal.
Explicit linguistic knowlege merupakan pengetahuan kebahasaan yang diperoleh secara formal di kelas, membaca buku-buku tentang tata bahasa yang sedang ia pelajari, termasuk seluk-beluk bahasanya.
Terakhir, other knowledge adalah pengetahuan lain, selain kebahasaan, seperti belajar ilmu bumi dan fisiki nuklir.
Tiga hal itu berperan penting dan saling mendukung untuk menguasai bahasa asing dan mampu berkomunikasi menggunakan bahasa itu. Tanpa salah satunya, hal yang mustahal bagi seseorang untuk menguasai dengan fasih suatu bahasa. Fasih yang saya maksud di sini bukan hanya sebatas mampu berbicara, tetapi juga menguasai sepenuhnya tata bahasa yang sedang dipelajari itu.
Memang ada orang yang mampu berkomunikasi dengan bahasa asing hanya dengan membiasakan diri berkomunikasi dengan penutur asli (implisit knoeledge). Ia mengesampingkan explicit linguistic knowlege dan other knowledge. Hasilnya tentu saja tak sebaik orang yang menguasai bahasa dengan mengandalkan explicit linguistic knowlege, implicit linguistic knowledge dan other knowledge.[]

2016-01-23

Boh Pik, Boh P’ok

10:54 AM
Boh Pik. @http://kesehatan.kampung-media.com/
Barangkali saat membaca judul tulisan saya ini, ruh kebahasaan Anda sedikit terusik. Saya katakan demikian karena di antara Anda mungkin ada yang merasa akrab dengan salah satu kata pada judul itu, sebaliknya ada pula yang merasakan keanehan dengan salah satu kata lainnya.

Keakraban dan keanehan dengan suatu kata wajar saja dialami oleh setiap orang yang punya naluri kebahasaan. Ini terjadi karena berbagai faktor, misalnya tak pernah mendengar kata itu atau di tempat tersebut kata itu punya makna agak berbeda dan tabu diucapkan di daerah itu.

Untuk kasus bahasa Aceh, sebut saja misalnya boh pik dan boh p’ok yang berarti ‘buah gambas’ dalam bahasa Indonesia’. Di daerah-daerah tertentu di Aceh, boh pik lebih berterima penggunaannya dalam pertuturan tinimbang boh p’ok. Ini berarti masyarakat penutur bahasa Aceh yang melazimkan penggunaan boh pik, umumnya tak familiar dengan boh p’ok. Ini karena bisa saja p’ok maknanya bagi masyarakat itu agak bergeser ke hal-hal yang negatif, dan mungkin pula tabu diucapkan. Apabila dipaksakan penggunaannya, tak menutup kemungkinan akan mengundang gelak tawa masyarakat penutur boh pik.

Kasus sebaliknya, bagi masyarakat pengguna boh p’ok yang belum pernah mendengar boh pik, kata itu menjadi bahan tertawaan karena pik bermakna negatif dan tabu diucapkan. Bila tetap dipaksakan pemakaiannya dalam masyarakat ini, perasaan geli bisa saja muncul, dan sebagian lainnya akan tertawa terpingkal-pingkal.

Gejala seperti boh pik dan boh p’ok ini juga terjadi pada kosakata bahasa lainnya, seperti ipôk. Bagi masyarakat pengguna bahasa Aceh di daerah-daerah tertentu, ipôk yang berarti kantong celana atau kantong baju, sudah lumrah dipakai. Bagi mereka jelas tak ada yang janggal dengan kata ini. Namun demikian, ini tentu saja tak berlaku bagi masyarakat pengguna bahasa Aceh di daerah lain. Bagi sebagian mereka, ipôk maknanya berkonotasi negatif sehingga tabu diucapkan. Oleh karena itu, mereka punya kosakata lain, seperti balum, kéh, atau kantong.

Dalam bahasa Aceh ada pula kata mok. Meski masyarakat pengguna bahasa Aceh di berbagai daerah punya kosakata ini, mereka tak akan menganggukkan makna yang sama untuk kata itu.

Di tempat-tempat tertentu, mok lebih cenderung maknanya hanya kepada alat untuk menyukat beras, bukan untuk minum. Adapun untuk minum, masyarakat ini lebih cenderung menggunakan plôk. Akan tetapi bagi masyarakat penutur bahasa Aceh di daerah lain, mok selain alat untuk menyukat beras, juga semacam cangkir yang dipakai untuk minum. Ini berarti mok punya dua makna, tergantung pada konteks kali­mat.

Tambahan lagi, selain kata-kata yang disebutkan di atas, ada pula kata kreutah ‘kertas’. Bagi masyarakat pengguna bahasa Aceh di daerah tertentu, kreutah adalah plastik. Namun ada pula masyarakat tertentu yang dengan tegas membedakan antara kreutah dan plastik.


Perbedaan makna kata seperti yang disebutkan di atas lumrah saja terjadi dalam bahasa Aceh karena adanya perbedaan persinggungan budaya dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan makna seperti itu sepatutnya disikapi dengan bijak karena sebenarnya kata itu mudah retak.[]